Langsung ke konten utama

Postingan

Seri Sahabat Rasul: Sa'id bin Zaid

Sa'id adalah anak dari Zaid bin 'Amr bin Nufail. Ia merupakan sepupu sekaligus saudara ipar 'Umar bin Khattab bin 'Amr bin Nufail, karena Sa'id adalah suami dari Fathimah bintu Khattab, saudara perempuan 'Umar. Ayahnya, Zaid bin 'Amr adalah seorang istimewa yang Allah berkahi kehidupannya karena keteguhan imannya di tengah-tengah jahilnya kaum kuffar. Disaat yang lain menyembah berhala, ia tetap meng-Esakan Allah. Disaat yang lain mengubur anak perempuannya karena malu, ia tetap menjaga anaknya bahkan mau mengadopsi anak perempuan orang lain supaya tidak terbunuh. Ya, ia lah orang yang langka saat itu, ayahnya Sa'id, Zain bin 'Amr. Dari ayahnya yang hanif¹ itulah, lahir sesosok laki-laki yang Allah cintai. Berkat doa ayah Sa'id di akhir hayatnya, jadilah Sa'id termasuk dalam golongan yang Allah selamatkan hatinya dari kekafiran. Mendengar kabar kenabian dan kerasulan Muhammad shallallaahu 'alaihi wassallam, Sa'id dan istriny
Postingan terbaru

Seri Sahabat Rasul: Sa'ad bin Abi Waqqash

Sa'ad bin Abi Waqqash lahir di Mekah dari golongan Bani Zuhrah, sama seperti Abdurrahman bin 'Auf. Ia memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Rasulullah dari jalur ibu beliau, Aminah bintu Wahab. Ayahnya Sa'ad adalah anak pamannya Aminah, artinya Sa'ad adalah keponakannya Aminah. Maka, Sa'ad juga bisa disebut sebagai pamannya Rasulullah, meskipun usianya lebih muda 25 tahun dari Rasulullah. Sa'ad telah memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Bersama dengan keempat kawannya; Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin 'Auf dan Thalhah bin Ubaidillah, mereka masuk Islam melalui perantara Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sejak kecil, Sa'ad sudah pandai membuat anak panah. Tak jarang para pemburu membeli anak panah buatannya dan mereka puas dengannya. Hingga ketika dewasa, anak panahnya mampu ia gunakan sendiri dalam medang peperangan. Rasulullah pernah mendoakannya menjadi pemanah yang panahannya tepat dan doanya akan senantiasa dikabulkan ol

Seri Sahabat Rasul: Abdurrahman bin 'Auf

Abdurrahman bin 'Auf dulunya bernama Abdul Ka'bah. Ia lahir dan berasal dari Bani Zuhra di Mekkah. Ia tumbuh dari kedua orang tua yang terpandang. Usianya tak bertaut jauh dari Rasulullah, hanya berjarak 10 tahunan. . Masa mudanya, ia termasuk orang yang disegani oleh banyak orang atas sebab ketampanan, kecerdasan, kewibawaan dan kedermawanannya. Dengan kecerdasan akal dan kebersihan hatinya, ia memperhatikan kehidupan sekitar dan merenungkan kehidupan jahiliah yang baginya tampak morat-marit, membuat bobrok martabat suku Quraisy. . Atas perenungannya, buah dari akalnya yaitu ia menginginkan adanya perubahan dari lingkungannya. Perubahan yang membawa kebaikan dan menaikkan martabat. Ia menanti-nanti, siapakah yang akan membawa perubahan tersebut. Hingga kemudian datanglah kabar untuk mentauhidkan Allah semata tanpa menyekutukan-Nya. Dan itu datang dari lisan Rasulullah. . Saat itu, Abdurrahman berusia 30 tahunan. Tak pikir panjang, ia langsung mengikuti apa yang did

Seri Sahabat Rasul: Zubair bin Awwam

Zubair bin Awwam dikenal sebagai "Hawari" Rasulullah, maksudnya adalah teman sejati yang siap menolong jalannya Rasulullah. Zubair adalah keponakannya Khadijah bintu Khuwailid dari jalur ayah (ayahnya adalah saudara dari Khadijah). Ia juga sepupu dari Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib dari jalur ibu (ibunya adalah saudara ayahnya Rasul dan ayahnya Ali). Zubair menyatakan keislamannya saat berusia 15 tahun, melalui ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Di awal pernyataan keislamannya, ia sempat diuji oleh penyiksaan pamannya. Pamannya bersikeras memaksa Zubair supaya kembali kufur dengan cara menggulungnya ke dalam tikar, lalu dipanaskan. Tapi dengan teguhnya, Zubair tetap mempertahankan keislamannya. Zubair adalah oang pertama yang menghunus pedang di jalan Allah . Dari Aurah dan Ibnu al-Musayyib keduanya berkata, “Laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah adalah Zubair.” Peristiwa tersebut terjadi saat Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  digang

Seri Sahabat Rasul: Thalhah bin Ubaidillah

"Siapa yang akan menghadapi mereka (orang-orang musyrik)?", tanya Rasulullah. . "Aku!", jawab Thalhah tanpa ragu-ragu. . Namun Rasulullah menyuruhnya untuk diam di tempat, dan membiarkan yang lainnya untuk maju melawan orang-orang musyrik. . Ketika satu per satu gugur, Rasulullah menanyakan pertanyaan serupa, "Siapa yang akan menghadapi mereka?". . "Aku!", jawab Thalhah yang menawarkan diri lagi. . Namun, Rasulullah masih tetap menahannya dan membiarkan yang lain untuk maju. . Pertanyaan serupa pun terus berulang seiring syahidnya satu per satu para sahabat yang ikut dalam Perang Uhud. Hingga yang tersisa hanyalah Rasulullah dan Thalhah.  . Maka giliran Thalhah-lah yang maju menghadapi beringasnya pasukan kaum musyrikin yang jumlahnya tiada tanding. Dia berusaha sekuat tenaga demi melindungi Rasulullah.  . Kepala telah terkoyak, gigi telah patah, wajah terluka parah, kakinya pincang, jari-jemarinya pun putus

Seri Sahabat Rasul: Ali bin Abi Thalib

http://instagram.com/aini_ufa Siapa yang tidak kenal Ali bin Abi Thalib? Terlebih kisah cintanya dengan Fatimah bintu Rasulullah. Melegenda di kalangan darah muda yang sedang dilanda cinta. "Aku tidak sesempurna Ali. Maka dari itu akupun tidak akan memaksamu untuk sesempurna Fatimah", "karena aku ingin seperti Fatimah yang cintanya tidak diduakan oleh Ali". Sebegitu melegendanya sampai-sampai banyak meme dan quotes tentang cinta mereka. Padahal dalam sejarah sahabat Rasul, Ali bin Abi Thalib lebih terkenal karena perannya yang besar dalam peperangan. Inilah yang jarang diketahui oleh para muda-mudi. Ali merupakan kerabat dekat Rasulullah. Beliau adalah sepupu sekaligus menantu Rasulullah. Di usianya yang masih 'bocah' sepantaran anak kelas 1 SD di negeri kita (7 tahun), Ali memberanikan diri untuk masuk Islam. Ya, bisa dibilang, Ali adalah bocah pertama yang masuk Islam. Karena semenjak kecil sudah ditanggung Rasulullah, Ali bin Abi Thalib t

Seri Sahabat Rasul: Utsman bin Affan

http://www.instagram.com/aini_ufa Apakah dari awal, Alquran memang sudah berbentuk kitab??? Pernahkah ada yang berpikir demikian? Alquran dulunya diturunkan perlahan-lahan, ayat per ayat, hingga ada dari para Sahabat Rasul yang menuliskannya ketika mereka telah mendengarnya dari Rasul mereka. Masih ditulis dalam lembaran-lembaran yang terserak (belum terkumpul). Lalu ada salah seorang sahabat yang dengan cerdasnya mengumpulkan lembaran-lembaran kalamullah yang telah sempurna pewahyuannya (semua ayat sudah selesai diturunkan) tersebut menjadi satu bindel, itulah Alquran. Sekarang bisa kita lihat, baca, pelajari dan mengajarkan Alquran yang sudah berupa kitab dengan mudahnya. Coba bayangkan jika kita membaca kalamullah berupa lembaran-lembaran yang belum disusun urutannya. Mampukah kita mengurutkannya? Belum lagi kalau-kalau ada lembaran yang hilang? Rumit sekali.. Jadi siapa sih Sahabat Rasul yang menyatukan lembaran-lembaran kalamullah hingga jadilah Alquran seperti yang

Seri Sahabat Rasul: Umar bin Khattab

http://instagram.com/aini_ufa Terkesima dengan keislaman salah satu sahabat yang dicintai Rasulullah. Umar bin Khattab namanya. . Jika membaca kisahnya, saya termasuk yang bertanya-tanya, "Bagaimana bisa yang dulunya memusuhi Islam, jadi salah satu yang ikut memeluk Islam?" . Pada masa kekufurannya, betapa bencinya Umar terhadap Islam, sampai-sampai ia mengerahkan kekuatannya untuk menyakiti kaum muslimin. Siapa yang tidak tahu tentang kekuatan Umar? Dia termasuk yang ditakuti oleh orang-orang Quraisy karena sifatnya yang keras dan garang. Apabila dia berbicara akan didengar, dan apabila memukul akan menyakitkan. . Heran kan? Kok bisa orang yang seperti ini, yang gampang menyakiti kaum muslimin, malah akhirnya ikut jadi muslim? . Setelah merampungkan membaca kisahnya, maka disitulah saya mengerti bahwa Qudrah Allah sangat mungkin untuk mengubah hati seseorang. Dari yang keras menerima kebenaran, menjadi lunak dan mudah untuk menerima kebenaran. Bukankah batu yang

Seri Sahabat Rasul: Abu Bakar Ash-Shiddiq

http://instagram.com/aini_ufa "Apakah Anda ingin agar aku menemanimu (berhijrah) wahai Rasulullah?"¹ "Wahai Rasulullah, ini adalah kedua kudaku yang aku persiapkan untuk hari ini (berhijrah)."¹ Sepenggal percakapan antara Abu Bakar dengan Rasulullah ketika hendak berhijrah. Betapa bahagianya Abu Bakar kala itu karena telah diizinkan untuk ikut berhijrah menemani Rasulullah. Bahkan tangisan Abu Bakar pun tak dapat ditahan, saking bahagianya. Jangan disamakan bahwa hijrah dari Mekah ke Madinah itu seperti hijrahnya kita ke luar kota yang amat mudahnya. Justru kebalikannya, amat sulit dan berbahaya hingga dapat mengancam nyawa. Harta, keluarga, anak-istri yang ia cintai sekalipun, rela untuk ia tinggalkan. Tak lain karena kecintaannya kepada Rasulullah lebih besar ketimbang hal tadi, tak terkecuali dirinya sendiri. Ia adalah lelaki (di kalangan sahabat) pertama yang memeluk Islam. Lelaki pertama yang Rasulullah cintai. Lelaki pertama yang mendapa